Gaya Desain Arsitektur Minimalis di Indonesia
Beberapa tahun belakangan ini, tren atau gaya arsitektur di Indonesia cenderung ke arah minimalis.  Sebenarnya apa yang disebut Minimalisme  itu?
Pada dasarnya, arsitektur minimalis merupakan modifikasi aliran desain  bergaya modern. Desain modern ini kemudian direduksi. Aliran ini sering  pula diintepretasikan sebagai reaksi terhadap gaya ekspresionisme.
Di  Indonesia, kecenderungan orang memilih desain arsitektur  minimalis, semata-mata  sebagai reaksi kejenuhan terhadap model bangunan yang cenderung monoton,  banyak ornamen, susah dibersihkan dan lain-lain. Di lain sisi, tren minimalis juga dipengaruhi oleh gaya arsitektur dunia  pada umumnya yang cenderung mengutamakan kesan praktis, sederhana namun  tidak mengurangi fungsi dasar dan keindahannya.
Minimalisme pun  rupanya bukan tanpa masalah. Pada beberapa kasus, dengan saking inginnya  seorang arsitek menerapkan 100% minimalis, masalah baru pun dapat  timbul. Contoh paling mudah adalah atap datar dari cor beton.
Tak  bisa dipungkiri, desain bangunan  rumah minimalis yang  sering kita lihat di majalah luar negeri cenderung tanpa atap. Karena  Indonesia terletak di khatulistiwa dan memiliki iklim tropis, maka  sebenarnya, atap dak beton kurang cocok.
Pada musim panas, dak  beton menerima panas terus menerus dari matahari. Di samping memberikan  radiasi panas pada ruangan di bawahnya, dak beton pun cenderung retak.  Pada musim penghujan, retakan tersebut dapat terisi air dan bocor pun  menjadi masalah yang umum terjadi.
Meski sebetulnya, beton cor  dapat disubstitusi dengan material lain seperti atap baja ringan, pada  prakteknya, radiasi panas matahari tetap menjadi masalah. Pada saat  terik panas ruang pun dapat meningkat. Saat hujan, suara berisik air  yang mengenai permukaan atap menjadi pengganggu.
Minimalis
Elemen  lain yang tak kalah penting dalam desain  minimalis adalah kusen  dan jendela. Biasanya bangunan minimalis menggunakan kusen dan jendela  yang terbuat dari bahan tahan cuaca seperti aluminium dan pvc. Karena bangunan  minimalis cenderung  tanpa atap maka tidak adanya perlindungan terhadap kusen dan jendela.  Penggunaan material kayu sangat tidak disarankan karena muai susutnya  dan rusaknya finishing yang tergerus air hujan dan sinar matahari.
Minim  desain, budget meningkat
Desain bangunan  rumah minimalis dapat  memakan biaya mahal, namun dapat juga murah. Dikatakan murah karena  adanya reduksi pada desain. Contohnya pengeliminasian profil plafon,  plin lantai, profil eksterior lalu desain pintu yang sederhana, pintu  garasi,pintu pagar dan lainnya. Lalu penggunaan material sederhana  seperti kerikil polos, kaca polos, beton cor pada carport, kamprotan,  dll. Di sisi lain, desain minimalis memerlukan ketelitian sangat tinggi,  seperti sikuan pada dinding yang sempurna, detil yang rapih pada  pemasangan batu, dll. Ini tentunya menambah biaya pada konstruksi.
Secara  psikologi, bangunan  minimalis pun  memberikan kesan santai, nyaman, tenang, karena bentuk-bentuk yang  diterapkan merupakan bentuk dasar yang mudah dipahami oleh mata manusia.  Namun, penerapan desain  minimalis yang salah  cenderung memberikan kesan bangunan yang polos, monoton, bosan dan tidak  berarti. Jadi, walau minimalis, pakem arsitektur seperti aksen,  komposisi, proporsi dan lainnya harus diterapkan dengan baik.
www.ideaonline.co.id





































Tidak ada komentar:
Posting Komentar